Mimpiterus.com - Catatan Harianku dimulai Saat aku bangun, aku melihat foto kenanganku bersama mantanku yang baru seminggu lalu putus. Jujur saja aku masih ada rasa sayang dengannya, tapi hubungan kita sudah benar-benar tidak bisa dilanjutkan lagi, aku sudah jera dengan sikapnya dan sudah bosan dengan maafnya yang tidak tulus. Dia itu orangnya super labil, manja, teledor, emosian, egois.
Ehhh udah ah udah, aku mau berangkat ke kampus, kalo bengong mikirin dia mulu gak ada habisnya. Aku berangkat dari rumah bareng sama ayah sekalian ayah pergi ke kantor, kampus aku berdekatan dengan rumah mantanku. Setiap kali berangkat dan pulang aku selalu menengok ke rumahnya, tapi selalu nampak sepi. Aku tidak tahu kabarnya sekarang, aku lost contack dan sejujurnya aku kangen sama dia. Sialnya aku tidak kenal dekat dengan teman-temannya, jadi aku susah menanyakan keadaannya.
Dari dua hari yang lalu aku selalu dikirimi bunga dan surat di lokerku, aku tidak tahu siapa pengirimnya. Aku tanya ke semua teman sekelasku tidak ada yang mengaku, tapi aku bodo amatan, sukur-sukur yang kirim bunga dan surat itu cowok ganteng yang naksir berat sama aku, hehe. Kelihatan kok dari isi suratnya, isinya selalu puisi yang romantis.
Tapi hari ini aku dikirimin bunga dan boneka hello kitty kesukaanku, wah aku senang sekali dan aku bawa pulang kerumah. Otakku belum memaksa untuk mengetahui pengirimnya, ya aku anggap ini hadiah saja.
Pulang dari kampus aku langsung pulang, terik panas membuatku ingin cepat-cepat tepar di kasur tercintaku sambil mendengarkan lagu dan ditemani segelas jus jeruk, ummm.
Lalu setibanya aku dirumah, aku dikejutkan dengan suara ledakan di halaman belakang rumahku aku berlari kesana dengan terburu-buru, tapi aku terpeleset karna ubinya licin setibanya dihalaman belakang aku dihadapkan pemandangan yang membuatku terkejut, disana ada ayah, bunda, kak Nino dan kak Elo serta teman-teman SMP dan SMA ku, mereka berkumpul untuk member surprise dihari ulang tahunku, ya hari ini ternyata hari ulang tahunku,aku saja lupa dengan ultahku sendiri. hehe
“happy birthdayyyyyyy Alisaaaa”
Aku terharu ketika semua bersorak menyebutkan namaku dan bernyanyi lagu ulang tahun dengan antusiasnya. Ayahku membawa kue black forest sedangkan mamaku bawa boneka hello kitty superrr besar, aku sangat senang sekali. Tapi sepertinya ada yang kurang, entahlaah,ahh sudahlahhh…
Keesokannya teman dekatku yang dikampus mengucapkan selamat ulang tahun untukku.
“Lis,happy birthday ya, soryy telat soalnya kemarin gue seharian sibuk rapat senat”
“gapapa kali Mel, ngucapin gak ngucapin gak penting, yang penting doanya ya”
“Lis, gue bawa sesuatu lo buat lo”
“apa tuh??”
Melda mengeluarkan kado dari dalam tasnya, kotak kecil berbungkus pink dan ada pitanya, setelah aku buka ternyata isinya gelang lucuuuuu banget dan ternyata melda juga memakai gelang tersebut.
“ini namanya gelang persahabatan Lis, janji ya lo pake terus gelang itu”
“yaampun Mel, lo so swit banget sih,thanks ya” aku memeluk Melda
Walaupun aku baru dua bulan mengenalnya, tapi kita sudah seperti lama kenal dan orang-orang sih pada bilang aku seperti adik-kakak dengannya, muka kita yang hampir mirip bahkan suara kitapun kata orang-orang mirip dan keakraban kita yang sudah seperti sahabat sejati.
Minggu ini ada acara pertandingan voly antar fakultas dan Melda ikut serta dalam tim fakultas ekonomi. Aku janji akan melihatnya, aku ingin memberikan support untuknya. Tapi pada hari itu,aku malah pergi bersama teman-teman dari SMA ku, aku benar-benar lupa tapi sebenarnya aku juga kurang semangat untuk melihat pertandingannya, aku kangen berat sama teman-teman SMA ku.
Ketika bertemu dikampus, Melda agak cuek terhadapku. Aku kira dia lagi kurang enak badan makanya menjadi murung begitu, tidak seperti biasanya yang selalu ceria.
Aku menghampirinya ketika dia sedang duduk di kantin, tidak pesan minuman atapun makanan.
“hay Mel,,muka lo kok asem banget dari tadi pagi. Dikelas juga lo kok mendadak diem gitu sih Mel???”
Melda tetap diam,acuhkanku.
“Mellllll” aku mengoyak-ngoyakan pundaknya.
“gak usah sok perduli deh sama aku Lis !!” ketus Melda.
“Mel, kok lo ketus gitu sih?lo kesel sama gue?”
“menurut lo gue kenapa???”
“ya mana gue tau lo kenapa, lo aja gak cerita sama gue”
“ya karna lo gak peka dan gak perduli sama gue, gue kira lo sahabat yang asik, ternyata enggak !!!”
“jadi lo nyesel sahabatan sama gue?” aku mulai kesal, Melda menatapku tajam.
“Lis, gue cuma mau lo tuh peka sedikit kek ke gue Lis, selama ini gue terus yang ngalah, gue terus yang ikutin kemauan lo, gue berusaha jadi sahabat terbaik untuk lo. tapi kemaren waktu gue ikut tanding voly lo gak ikut dan lo gak taukan setelah itu gue kenapa??”
“jadi lo ngambek cuma gara-gara gue gak liat pertandingan lo?”
“bukan Lis, tapi apa lo tau setelah pertandingan itu gue pingsa, gue dibawa kerumah sakit dan dirawat sehari, gue berusaha hubungin lo tapi nomer lo gak aktif, bagus banget yah seorang sahabat kaya gitu!!”
“yaampun Mel, namanya juga weekend, gue mau refreshing dan ngejauh dari hal-hal yangakan ngeganggu gue, makanya gue gak aktifin nomer gue, maaf Mel”
“oh, jadi gue peganggu di hidup lo?oke,fine” Melda pergi.
Aku benar-benar kesal dan marah sama dia. Melda terlalu dramatis, padahal aku cuma gak lihat pertandingannya aja udah di omelin begitu. Tapi aku agak kasihan sih sama dia, orangtuanya kurang perhatian terhadapnya ,dia anak tunggal, dirumah dia hanya sendiri ditemani pembantu rumah tangganhya. Kadang aku main kesana dan dia nampak senang sekali, dia sangat kesepian, dari SD sampai SMA dia home schooling, bagaimana dia mau punya teman, semenjak di kampus dia mengenalku dan kita berteman baik, dia sangat bahagia, sampai-sampai aku dikenalkan ke orangtuanya dan aku diajak jalan-jalan. Kata mamanya, Melda itu anaknya manja tapi mandiri. Sedikit aku tau tetangnya itu sudah cukup bagiku, sampai masalah percintaannya aku tidak tahu, diapun tidak pernah cerita.
Keesokan dan kesokannya Melda mulai membaik denganku, aku senang dan aku sangat terharu sama kebaikannya dia. Waktu penyakit asmaku kambuh waktu acara ospek, dia yang rawat dan nunggu di UKS selama 5 jam. Dia rajin megingatkanku untuk minum obat, shalat dan mandi karna aku jarang mandi.hehe.
Dia paling suka beresin kamar aku yang udah kaya kapal pecah, dia juga ajarkan aku bermake-up, aku suka banget nasi goreng buatannya, dia jago masak tapi jarang makan, makanya badannya kurus,kaya kelingkingku,wkwk.
“Lis,besok anterin gue ke dokter yuk”
“ah gak ah ,gue mau tidur seharian dirumah, besok kan libur”
“ya sepulang dari dokter kan lo bisa tidur dirumah gue, nginep aja sekalian, nanti gue masakin nasi goreng dan bikini lo yogurt deh”
“enggak Mel,,kak Nino janjiin gue beli roti bentuknyha hello kitty Mel,lucu kan?” aku tertawa kecil
“ah elo mahh” Melda cemberut.
“lain kali aja ya sayangkuu” aku mencium pipi nya yang lembut.
Kesekian kalinya aku dikirimin bunga dan surat berisi puisi dari secret admirerku, kali ini aku biarkan saja dilokerku, biar penuh dulu baru aku ambil. Sempit2in di tas aku aja, aku mau buang tapi sayang bunganya bagus, suratnya juga lucu ada gambar hello kitty nya.hehe
Sebulan kemudian aku terus terusan dikirimi bunga dan surat itu, aku bingung mau diapakan barang itu, tapi bunda kasih kotak jumbo untuk menaruh barang-barang tersebut, kata bunda jangan dibuang, kita harus menghargai pemberian orang,tapi masalahnya orang itu siapa yah,ah bodo ah.
Hari itu aku melihat Melda sangat pucat, aku suruh pulang dia menolak, katanya sepulang dari kampus dia mau mengajakku ke rumahnya, dia baru belajar masak ayam penyet, aku suka sekali sama ayam penyet yang super pedas dan Melda menjajikan mau buatkan untukku.
Ketika sampai dirumah, dia langsung bergegas ke dapur, di dapur mbok Diah sudah menyiapkan bahan-bahannya. Tapi aku khawatir si Melda semakin pucat, tapi dia masih bisa berjalan dan memasak. Semoga dia baik-baik saja.
Ketika Melda sedang memasak,telpon rumahnya berdering dan Melda menyuruhku untuk mengangkat telponnya.
“hallo assalamualaikum”
“walaikumsalam sayang, ternyata kamu sudah pulang ya dari kampus, jangan lupa ya istirahat dirumah ,jangan ada kegiatan apapun, pokoknya kamu harus istirahat dan jangan lupa minum obatnya. Maaf yah minggu ini mama gak bisa pulang, proyeknya lagi ramai dan deadline sayang” tante Rika mengaanggap aku adalah Melda.
“em maaf,,,,”
“nanti kalo pulang, mama janji akan belikan gaun cantik asli buatan designer paris sayangg”
“ehhh aku bukann”
“ohiya masalah penyakit kamu, mama janji sepulang dari paris kita berobat di singapur aja ya sayang, mama khawatir pendarahan di otak kamu belum sembuh total”
Badanku langsung melemas, aku baru tahu Melda sakit segitu parahnya, aku malah tidak perduli bahkan gak berusaha ingin tahu penyakitnya.
“tante maaf, aku Alisa tante, Melda lagi masak didapur”
“yaampun,,kamu Alisa. habisnya suaranya mirip, maaf ya sayang. Tante titip Melda aja yah sayang, tante khawatir sama keadannya, udah dulu ya Alisa, tante mau meeting,assalamualaikum”
“walaikumsalam”
Aku tidak tau harus berbuat apa, aku malu, aku mau nangis. Tapi Melda memanggilku,masakannya telah matang.
“Lis,kalo gak enak maklum ya, aku baru belajar.hehe”
Aku mencicipi masakannya yang masih mengeluarkan asap itu,aku bingung mau bilang apa,masa aku tiba-tiba tanya tentang penyakitnya, dari awalpun aku tidak mau tahu tentang penyakitnya.
“gimana Lis?”
“Lisssss” teriak kecil Melda memecahkan lamunanku.
“em enak kok,tapi kurang pedes Mel”
“hahahaa,stok cabe dikulkas kurang mencukupi Lis,maaf ya”
Dia masih terlihat ceria, padahal mukanya menandakan dia kurang sehat, dia menahan sakit dikepalanya, dia masih berusaha membuatku senang, dia bertahan untuk memasakkan makanan kesukaanku padahal kondisinya,,,,
“Meldaaaa”
Tiba tiba Melda pingsan,aku langsung menggotongnya dibantu mbok Diah ,lalu aku telpon taksi dan membawakan Melda segera kerumah sakit. Diperjalanan Melda tersadar,dan dia menggenggam tanganku dengan erat.
“gue masih hidup kan Lis” rintihnya.
“Mel,lo masih sama gue, lo tenang yah, kita kerumah sakit ya, cek keadaan lo, seharian muka lo tuh pucet Mel”
Melda tersenyum “muka lo lucu deh kalo lagi panik, tapi gue seneng, jarang-jarang lo khawatir sama gue”
“diem deh lo, keadaan lagi begini lo malah bercanda”
Melda memelukku “andai waktu gue masih lama dengan lo Lis”
“lo ngomong apa sih Mel, jangan ngawur deh”
(Melda tertawa manis)
Ketika sampai, Melda langsung mendapatkan perawatan, dia di infus dan air matanya jatuh, aku menyeka air matanya dan aku genggam tangannya.
“lo bakal disini terus kan Lis”
“iya Mel,tadi gue udah sms bund ague kok”
“makasih ya Lis”
“lo tidur gih,mbok Diah udah telpon mama papa lo dan suruh jenguk lo”
“semoga mereka kesini,kalo enggak gue mau lo disini terus ya Lis”
“iya Mel”
Keesokannya orangtua Melda menjenguknya, aku bolos kuliah demi menemani Melda, aku sangat khawatir. Bunda juga menyempatkan datang kerumah sakit, lalu teman-teman kampuspun juga datang, banyak yang khawatir dengannya. Iyalah, Melda baik dan perhatian terhadap sekitarnya, dia ramah dan suka bersosialisasi. Beda banget sama aku, makanya tidak banyak yang mengenalku.
Aku menginap dirumah sakit dari pertama Melda dirawat, hari kedua aku disuruh masuk ke kampus sama Melda, tapi di kampuspun aku gak fokus dan terus kepikiran dia. Dan anehnya kiriman bunga dan surat tidak ada lagi untukku.
Sepulang kuliah aku langsung kerumah sakit lagi, lalu papa mama Melda menangis dan rupanya keadaan Melda semakin parah, darah diotaknya membeku dan menggumpal sehingga Melda merintih kesakitan, badannya kejang-kejang menahan sakitnya, ternyata dari kemarin dia menahan rasa sakitnhya, hingga hari ini dia sudah tidak bisa menahan karna gumpalan darahnya semakin membesar, ini akibat pertadingan volynya, tidak sengaja bola dari lawan mengenai palanya dengan kencang dan seketika membuat Melda pingsan.
Aku takut, cemas dan khawatir, aku tidak mau secepat ini kehilangan dia, ahh aku ngomong apasih, aku harus optimis dia akan selamat.
Lalu dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi untuknya,sebelum masuk ruang operasi, Melda berkata :
“kalo nanti gue gak selamat, lo masuk ke kamar gue dan buka laptop gue, lo cari file yang namanya Aldo dan lo buka itu semua dan juga lo buka akun twitter gue, lo liat direct message gue sama Aldo.
“maksut lo apasih Mel, kok bawa Aldo? dan lo harus optimis akan sembuh ya, biar kita bisa sama-sama lagi Mel”
“kita gak tau kehendak tuhan seperti apa,g ue cuma berusaha jadi orang yang berguna bagi sekitar gue ,termasuk elo sahabat gue yang nyebelin” Melda menangis.
“Mel,lo itu berharga banget buat gue,logak ada duanya buat gue,dan lo harus janji bakal sembuh”
“Alisa, rubah ya sikap lo,coba sedikit peka atau perhatian terhadap sekitar lo sebelum lo menyesal bakal tahu belakangan masalah yang ada disekitar lo nanti. Gue sayang banget Lis sama elo”
Aku menciup keningnya, lalu ia masuk keruang operasi, mamanya memelukku dengan erat.
Aku langsung berlari ke mushola, sholat zuhur dan berdoa untuk kelancaran operasi Melda, aku menangis dan menyesal belum berikan yang terbaik dan membuat senang Melda, aku merasa belum menjadi sahabat untuknya.
Tapi semua terlambat, ternyata Tuhan lebih memilih Melda cepat kembali padaNya, aku menyesal sesesal sesalnya, aku merasa tidak pantas dipanggil seorang sahabat.”Mel,gue sayang banget sama lo,tapi maaf gue belum bisa berikan lo apa-apa malahan bikin kesel lo terus Mel” batinku.
Hari hariku tanpa Melda terasa sepi, hari pertama aku masuk kuliah tanpa Melda, serasa hampa dan aku tidak semangat, aku masih terbayang kebersamaan bersamanya. Aku tengok di lokerku,tidak ada kiriman bunga dan surat lagi, ohiya aku ingat soal Aldo yang dikatakannya.
Pulang dari kampus aku kerumah Melda dan masuk ke kamarnya dan menyalakan laptopnya dan ternyata file yang bernama Aldo berisi foto-foto kenanganku sama Aldo waktu masih pacaran, Aldo memberikan tugas untuknya mengedit foto-foto itu agar dijadikan video, ini juga inisiatif dari Meldanya sendiri, lalu aku buka akun twitternya dan membaca pesan masuknya dari Aldo, Aldo sengaja berkenalan dengan Melda untuk menyuruh menaruh bunga dan surat darinya ke lokerku, dia juga yang menyuruh cowok cowok yang mendekatiku agar menjauh dariku, Aldo masih mengharapkanku.
Melda memberikan motivasi ke Aldo agar mempertahankan perasaannya untukku, dia memberi masukan masukan yang bagus untuk Aldo agar mengahadapi sifat dan sikapku yang buruk ini, ternyata Melda sangat perhatian denganku, sampai-sampai dia tahu sifat dan karakterku, padahal belum lama aku mengenalnya. Melda selalu mencari tahu masalah-masalahku yang sengaja aku simpan dan malas aku umbar, dari penyakit asmaku, kebencianku dengan pelajaran yang hitung - hitungan, suka banget sama hello kitty, suka koleksi gelang dan lain lainnya yang membuatku sayang banget sama dia. Gelang pemberiannya akan menjadi koleksiku paling berharga.
Aldo mengirimkan karangan bunga kerumahku, aku terkejut dengan kedatangannya. Dia agak canggung tapi aku berusaha santai mengahadapinya.
“makasih yah semuanya”
“kamu udah tau?”
Aku mengangguk.
“Melda udahh”
“aku tau kok,dan aku udah ke makamnya”
Aku spontan menangis “ aku belum melakukan apa-apa untuk dia,padahal dia baik dan sangat perhatian sama aku”
Aldo memelukku “udah ya,kita ikhlasin aja kepergiaannya,biar dia tenang disana Lis”
“tapi aku nyeseeel Al,aku gak berguna untuk dia”
“tapi dia sayang banget sama kamu dan tulus”
“itu yang bikin aku tambah nyesek dan merasa gak berguna buat dia”
“kalo kamu terus-terusan nyesel begini,apa bisa bikin dia bangkit?seenggaknya,kamu bikin bangga dia disana dengan merubah sikap kamu”
“rubah sikap gak semudah membalikkan tangan Al”
“seenggaknya kamu ada kemauan Lis”
Aku merasa sangat tenang dipelukan Aldo, Aldo menemaniku ziarah ke makan Melda dan aku berusaha untuk merubah sifat dan sikapku. Aku juga ingin belajar masak sepertinya, aku juga ingin mandiri sepertinya, tidak mengandalkan bunda lagi dan aku juga ingin membuatnya bangga, walaupun gak bisa membuatnya bahagia tapi semoga dia disana senang dengan perubahanku.
Aku dan Aldo berhubungan kembali, tapi tidak jadian loh yaa. Aku menyempatkan pergi berdua dengannya dan menemani dia latihan basket dikampusnya. Dan ternyata dia sudah pindah rumah, pantesan rumahnya selalu sepi.
Lalu dia juga bercerita tentang Melda yang selalu menceritakanku ke Aldo, ternyata mereka berdua juga dekat.
Tepat di hari ulang tahun Melda, aku berziarah lagi ke makamnya bersama Aldo. Aku mebawakan bunga mawar merah kesukaannya, aku membacakan yasin untuknya dan air mataku tak bisa kubendung. Aldo memelukku sambil berkata..
“kita mulai dari awal lagi yuk,aku gak bisa tanpa kamu Lis”
“Aldo,,aku juga masih mengaharapkan kamu”
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Sumber Image : Istimewa
Mimpiterus.com adalah Portal berita masa kini yang menyajikan artikel cerita kehidupan, Bisnis, Fashion, Kesehatan, Travel dan Galeri. Berikan pendapat Anda tentang berita yang Anda baca diatas ini. Terima Kasih.
Show EmoticonHide Emoticon